Bismillahirrahmanirrahim.
Dalam dunia pesantren membaca Al Quran, berdzikir, belajar Kitab dan Hadits sudah menjadi tradisi yang lumrah. Selain itu ada waktu-waktu tertentu dimana wejangan-wejangan dari Kyai atau Pengasuh Pondok Pesantren, biasanya wejangan kepada para Santri ini dilaksanakan setiap selesai Sholat Subuh. Karena menurut hemat saya waktu tersebut masih sangat sunyi dan mudah diresapi materi yang di terangkan oleh Pak Kyai.
Suatu ketika saya mendapatkan masalah yang cukup rumit, saya mencoba menenangkan diri dengan cara Sholat dan lain sebagainya termasuk wejangan dari Pak Kyai sudah saya lakukan, seperti yang telah Pak Kyai ajarkan kepada kami semua para santri. Tapi kegelisahan atas cobaan yang sedang menimpa saya rasanya makin besar saja, hati saya selalu gelisah dan rasanya ingin marah terus. Mau sowan ke "Dalem" ( rumah pak Kyai ) tapi saya malu melakukan itu, terpaksa saya tunda mungkin beberapa hari rasa emosi ini akan reda dengan sendirinya (pikir saya).
Walhasil bukannya makin reda, justru perasaan marah makin menjadi-jadi akhirnya sayapun enggan pergi ke Pondok untuk belajar "Ngaji", saya berdiam diri dikamar dan susah mau makan. Empat hari kemudian selepas pulang sekolah ( waktu itu saya sekolah juga belajar ngaji di pondok ), ada salah seorang teman pondok datang ke rumah melihat kondisi saya, ya saya bilang kalau saya sehat-sehat saja. Kemudian teman saya itu bilang jika nanti malam saya di suruh ke Pondok, tapi saya udah malas ke sana. Mana PR dari sekolah banyak ehh..kok malah disuruh ke Pondok. ogah ahh .... Kemudian teman saya bilang lagi kalau saya di suruh ke Rumah pak Kyai, karena Pak Kyai ingin menyampaikan sesuatu kepada saya.
Waduhhh..mati aku ..!!! saya deg-deg an. Ndak pernah sekalipun saya bertatap mata dan bicara langsung kepada Pak Kyai. Haduhh ...gimana ini, setelah melaksanakan sholat magrib saya cepat-cepat pergi ke pondok, terlihat teman-teman masih melakukan dzikir bersama. Akhirnya saya duduk di teras sebelah rumah Pak Kyai. Tak lama kemudia ada suara memanggil saya, sayapun menoleh ke arah suara itu. Mak serr.... ternyata Pak Kyai manggil saya, ternyata yang ngimami di masjid bukan Pak Kyai....hiks. Sayapun disuruh masuk rumah beliau. Berikut cuplikan dialog saya dengan guru Spiritual saya (kali ini saya translate dari bahasa madura ke bahasa indonesia) ;
Pak Kyai : Masuk Ndah
Saya : Assalamualaikum....
Pak Kyai : Wa'alaikumsalam....duduk Ndah. Beberapa hari ini saya kok ndak kelihan kamu ngaji sama teman-teman nya, kenapa ...sakit yah?
Saya : Tidak Pak Kyai, saya banyak tugas sekolah. (saya terpaksa pura-pura)
Pak Kyai : Lho..kemarin-kemarin nya kamu sibuk tapi masih bisa ngaji, kok sekarang malah gak mau ngaji? udah pinter ngaji tho ...?!! kalau udah pinter ya ndak masalah, kamu bisa ngaji dirumah saja...
Saya : ....... (waduhhhh.....apes aku,arep ngomong opo iki ???) pikir saya. Saya terdiam, perasaan keringat dingin dah keluar. Saya masih tetap menundukkan kepala dan saya ndak berani menatap mata Pak Kyai. hehehe
Pak Kyai : Gini Ndah....saya kasihan sama kamu, orang tua kamu berpesan pada saya untuk ngajari kamu ngaji. Sedangkan Ilmu yang saya berikan masih sedikit, karena kamu masih kecil.
Kemudian Pak Kyai bangkit dari duduknya dan berjalan ke belakang. Saya gemeteran, kaki ini rasanya kesemutan dan mulut ndak bisa berkata apa-apa. Selang beberapa menit kemudian Pak Kyai datang dan saya cepet-cepet menundukkan kepala lagi. heheheh. Kemudian pak Kyai melanjutkan obrolan dengan saya :
Pak Kyai : Ndah ..... kamu punya masalah yah sama pacarnya...????
Saya : ...... #%^*^$!@ .... ( mak Duerrrrr ) seperti kesetrum tubuh saya. Dua kali saya merasakan "Surprise" dari Pak Kyai. (Muka ini rasanya di tempeleng ..panas dan perasaan makin tebal nih muka. heheh)
Pak Kyai : Ndah.... pacaran boleh, saya ndak bisa melarang kamu kenal sama anak laki-laki, siapapun itu asal seagama tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk pacaran. Jika kamu kenal laki-laki sekarang, hanya nafsu yang ada, tapi iman dan akhlaq kamu masih jauh dari cukup apalagi kamu wanita.
Saya : Njih Pak kyai (ndak sadar jika saya tersenyum karena malu sama pak kyai)
Pak Kyai : Gini ya Ndah ...saya ndak bisa ngomonk banyak-banyak, ini kamu baca dan pelajari sendiri di rumah. Terus kalau ada yang ndak ngerti kamu kesini ndak usah malu-malu. Kemudian Pak Kyai "memberikan beberapa lembaran kertas" yang agak buram dan lusuh kepada saya.
Tak lama kemudian sayapun pamit minta ijin pulang, sampai di rumah saya cepat-cepat membuka lembaran-lembaran yang diberikan Pak Kyai kepada saya. Saya amati dan baca pelan-pelan, memang cukup repot kalau membaca sebagian huruf Arab yang "Gundul" tapi saya masih bisa membacanya. Pada lembaran (halaman terakhir) saya sedikit cukup lega apa yang tertulis dalam kertas itu.
Bersambung ...
Bersambung ...
***Catatan kecilku : Dilain waktu saya share tentang " Lembaran yang saya terima dari Pak Kyai " karena ini bukanlah ilmu yang khusus , melainkan harus di bagikan kepada saudara muslim yang lain.
No comments:
Post a Comment