Bismillahirrahmanirrahim.
Perkembangan musik di Indonesia sangatlah pesat dan juga beragam, dari mulai musik dangdut, rock, pop, jazz, keroncong, melayu hingga ke musik indie. Saat ini salah satu perkembangan musik indonesia layak untuk di banggakan, karena musik indonesia juga mampu menjadi tuan rumah di negeri seperti negara-negara lainnya. Bila berpuluh tahun yang lalu masayarakat indonesia lebih tertarik mendengarkan musik dari manca negara, namun saat ini masyarakat indonesia cenderung lebih tertarik mendengarkan musik- musik dari negeri sendiri. Bahkan sudah ada beberapa musisi yang mampu membuat karyanya yang dikonsumsi bukan hanya orang indonesia tetapi juga banyak dari negara tetangga kita yang ikut mengkonsumsinya.
Tapi sayang perkembangan musik ini masih ada yang mengganjal dihati saya, karena apa? Yah dari beberapa musik yang beredar di tanah air ada beberapa musik yang tidak ada unsur pendidikannya sama sekali dan berdampak pada pendidikan akhlak generasi muda. Ok lah jika itu dianggap sebagai hiburan, tapi apa ya pantas dinyanyikan oleh anak-anak yang dibawah umur ?. Lebih parah lagi syair lagu yang bersifat "aneh-aneh" justru digemari oleh anak-anak dibawah umur. Bisa saja anak-anak mempunya pemahaman lain tentang syair lagu itu.
Coba kita baca pelan-pelan potongan dari lagu tersebut :
Jamane jamane jaman edan
Wong tuwo rabi perawan
Prawane yen bengi nangis wae
Amargo wedi karo manuke
Manuke manuke cucak rowo,
Cucak rowo dowo buntute
Buntute sing akeh wulune,
Yen digoyang ser-ser aduh enake
Saya yakin anda pasti mengenal lagu itu, beberapa tahun yang lalu lagu ini sempat populer. Dan dikampung saya, anak-anak kecil sudah hafal betul dengan lagu ini. Lalu kita coba bandingkan dengan syair lagu ini :
Jarum jarum setan menghujam urat nadi
Wajahmu memucat darah membeku lagi
Kini kuterpaksa namun kutak kuasa
Dirimu terancam dalam bahaya
Jarum jarum setan bisa mencabut nyawa
Bila kau coba berhenti memakainya
Tanpa kau sadari tanpa engkau rasakan
kau bunuh dirimu secara perlahan
Kedua lagu diatas sangat jauh perbedaanya, justru yang di anggap jadul itulah yang menurut saya mempunyai makna pendidikan untuk anak-anak generasi muda. Bukannya saya menjelek-jelekkan lagu yang pertama, cuma saya kurang "sreg" dengan syair dan maknanya. Saya ndak bisa membayangkan, kalau kelak saya punya anak terus nyanyi lagu yang pertama....hadeehhhhh. Untuk itu cukuplah pertimbangan saya ini sebagai renungan untuk belajar memahami arti hidup itu sendiri.
Bagus untuk kita tapi belum tentu bagus untuk anak cucu kita.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment