Assalamu'alaikum.
Masih seputar berita duka atas meninggalnya Adik saya beberapa hari yang lalu (hari ini genap 5 harinya), kali ini saya memberikan sedikit gambaran tentang amal ibadah kita kepada Allah SWT. Malaikat pencabut nyawa "Izrail" ternyata tidak "sesadis" seperti apa yang kita pikirkan ketika mendapatkan perintah mencabut nyawa seorang manusia, bahkan terkesan sangat berhati-hati dalam mencabut nyawa apabila orang itu selalu dekat dengan Allah SWT. Hal ini saya saksikan sendiri ketika detik-detik "Sakaratul Maut" datang menjemput adik saya. Namun sebelumnya saya meminta maaf kepada kawan-kawan, bukannya saya "sok tau" atau "menggurui", tapi cerita ini semata-mata untuk renungan saya pribadi guna lebih meningkatkan rasa keimanan kepada Sang Khalik yakni Allah SWT.
Ternyata benar adanya jika kematian itu merupakan suatu peristiwa yang paling menakutkan untuk orang-orang yang telah menyimpang dari agama Allah SWT dan merupakan sebuah peristiwa yang ditunggu ( Rahmat Allah SWT) untuk mereka yang selalu dekat dan senantiasa patuh melaksanakan perintah dan menjauhi semua larangan Nya. Peristiwa ini pasti datang kepada kita semua, entah kita dalam keadaan siap atau tidak siap ketika "Izrail" datang mengambil nyawa kita.
Setiap detik Sakaratul Maut selalu mengincar kita, bahkan anak bayi pun tidak luput dari incarannya. Sebetulnya kondisi yang kita sebut "Sehat Wal Afiat" sejatinya merupakan kondisi yang sangat kritis jika kita ingat akan kematian. Untuk itu Allah SWT sangat menyayangi seorang hamba yang selalu bertasbih kepada Nya.
Bagi yang bertasbih setiap saat maka tasbihnya adalah penghambaannya yang mutlak kepada-Nya. Bagi manusia maka bertasbihlah setiap saat dengan selalu “mengingat-Nya”, lakukan dzikir. Tanpa itu maka boleh jadi kita akan mati dalam keadaan “bermaksiat kepada-Nya”. “Na udzu billah min dzalik”. Sekiranya semua manusia menyadari hal ini, saya yakin bahwa bumi ini akan sepi dari semua aktivitas karena rasa takut akan kedatangan "Izrail" si pencabut nyawa.
Boleh jadi kematian bagi orang-orang yang soleh akan dirasakan sangat ringan dan juga sangat berat. Bagi yang berat maka boleh jadi ia masih mempunyai hajat untuk mencapai derajat tertentu, yang belum berhasil dicapainya melalui amal perbuatannya, maka kematian baginya sangat menyakitkan karena lepasnya peluang untuk mencapai derajatnya di surga.
“Kematian yang tiba-tiba adalah rahmat bagi orang yang beriman, dan nestapa bagi pendosa (HR Abu Daud)”.
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua, khususnya saya pribadi agar mampu melaksanakan semua perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya. Agar kita lebih siap mengahadapi "Sakaratul Maut" dalam kondisi Khusnul Khatimah. Semoga apa yang telah kita perbuat tercatat sebagai amal Ibadah dan di terima oleh Allah SWT.
“Allahumma hawwin ‘alaina fî sakarotil maut". (Ya Allah ringankan sakaratul maut untuk kami). Aamiiiin