Assalamualaikum.
Sebagai masyarakat yang hidup di kampung (tepatnya Ndeso), mungkin anda sudah tau jika ada seorang perempuan yang sedang hamil tentu diadakan semacam ritual atau selamatan. Biasanya acara Selamatan Jabang Bayi ini dilaksanakan ketika usia kandungan sudah melewati 3 bulan tepatnya 120 hari.
Kebahagian tersirat dari raut wajah teman saya yang mengundang saya, maklum dia sedang mengandung anaknya yang pertama. Sayapun di minta tolong untuk hadir dalam Selamatan Jabang Bayi ini, termasuk remaja putri dan ibu-ibu yang lain. Dalam acara tersebut biasanya diadakan Tawassul, Ngaji Qur'an, Sholawat dan ditutup dengan Doa.
Memang seperti inilah kehidupan di desa saya, yang masih sering dijumpai aneka macam budaya Islam. Tidak hanya itu, acara Tingkepan (selamatan jabang bayi), Sholawatan pada malam Jum'at, membaca Diba' dan Tahlilan jika ada seorang tetangga yang meninggal dunia. Yang jelas semua kegiatan tersebut membawa kebaikan, saling sapa dan silaturrahim kepada saudara muslim lainnya adalah merupakan sedekah.
Loh itu kan Bid'ah .... kalimat ini saya sering mendengar kata-kata itu. Bahkan ada yang lebih ekstrim ketika dulu saya masih aktif di kegiatan kampus. Kalau menurut saya pribadi sih saya ndak milih aliran apapun. Saya akan menikmati ke khusyuk an dalam beribadah, tanpa harus membawa embel-embel si A atau B. Yang katanya kalau si A itu bagus dan si B itu jelek, atau sebaliknya.
Saya akan berpikiran logis saja, dan saya akan menghargai semua perbedaan. Buat apa saya terlalu fanatik, kan mending mengurusi pribadi saya. Lah wong sholat saya saja masih belum tentu bener, ngaji saya masih belum tartil, tingkah laku saya masih jauh dari sempurna. Kan malu jika saya terus-terusan seperti itu, bisa-bisa saya tertawain sama orang lain. Ibarat durian yang aromanya harum, tapi belum tentu isinya matang, kata guru ngaji saya gitu.
Intinya, saya hanya mengikuti imam saya yaitu Al Qur'an dan As Sunnah. Apalagi kiamat sudah dekat, saya ndak sempat mikirin yang seperti itu. Lebih baik saya berusaha meningkatkan keimanan saya dari pada "Nguliti Kacang terus isinya trus dibuang".
Pada dasarnya seluruh muslimin mempunyai tujuan dan keyakinan yang baik, kecuali bila tampak sesuatu yang bertentangan dengan hal tersebut. Pada dasarnya ucapan mereka pun harus difahami dengan pemahaman yang baik, tetapi barangsiapa yang menampakkan kedurhakaan dan tujuan jahatnya maka tidak boleh dilakukan penafsiran yang dibuat-buat terhadap dirinya.
Yups...inilah sekelumit inti cerita perbincangan saya dengan salah satu sahabat saya di kampung ketika selesai mengadiri Selamatan Jabang Bayi. Mudah-mudahan cerita saya ini bisa bermanfaat.
No comments:
Post a Comment