Tuesday, March 5, 2013

Tips Keluarga Harmonis: Cara Mendidik Dan Menyayangi Anak

Bismillahirrahmanirrahim.

Di dalam membangun suatu rumah tangga tentu sangat didasari oleh ikatan cinta dalam sebuah pernikahan, mendambakan keturunan merupakan saat-saat yang di nanti-nantikan. Rasa bahagia dan berdebar-debar sangat dirasakan oleh pasangan suami istri ketika calon sang jabang bayi melahirkan. Tentu ini merupakan perjuangan yang sangat berat bagi seorang wanita yang sedang melahirkan buah hatinya. Tapi banyak orang yang tidak siap untuk kelanjutan ketika sang bayi mulai tumbuh besar. Masa usia dini merupakan saat yang sangat penting untuk mengembangkan segala bakat, minat, potensi yang dimilikinya untuk itulah diperlukan cara yang sesuai dengan karakter dan perkembangan anak agar tujuan yang diinginkan yaitu mengembangkan segala aspek perkembangan anak dapat terwujud dan bukan malah mematikan potensi anak. 

Orang tua mempunyai peran yang sangat besar terhadap perkembangan akhlak untuk si buah hati karena dari orang tualah diperoleh segala sesuatu dan orang tua serta keluarga merupakan orang yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan anak mulai dari ia bangun tidur hingga tidur kembali. Untuk itulah orang tua perlu memahami bagaimana pola asuh yang tepat dan mengetahui apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada anak. Kesalahan kecil dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal sehingga dalam mendidik anak tidak hanya dibutuhkan kecerdasan dan ketrampilan namun juga sikap tanggung jawab, konsisten, kesabaran, ketelitian dan juga kehati-hatian. Kekerasan fisik terhadap anak usia dini merupakan salah satu kasalahan fatal dari orang tua dalam mengasuh anak.

Usia dini merupakan usia emas dimana pada usia dini pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang pesat. Apabila dalam mendidik anak orang tua terlalu tempramen, maka akan mengakibatkan gangguan mental dan fisik pada anak yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Berikut adalah tips keluarga harmonis untuk mendidik buah hati anda :

  • Jika anak hidup dengan kritik, mereka belajar untuk mengutuk.
  • Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
  • Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
  • Jika anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk mengasihani diri sendiri.
  • Jika anak dibesarkan dengan ejekan, mereka belajar untuk merasa malu.
  • Jika anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri.
  • Jika anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
  • Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
  • Jika anak dibesarkan dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
  • Jika anak dibesarkan dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
  • Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, mereka belajar untuk mencintai.
  • Jika anak dibesarkan dengan persetujuan, mereka belajar untuk menyukai diri mereka sendiri.
  • Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, mereka belajar itu baik untuk memiliki tujuan.
  • Jika anak dibesarkan dengan berbagi, ia belajar kedermawanan.
  • Jika anak dibesarkan dengan kejujuran, mereka belajar kebenaran.
  • Jika anak dibesarkan dengan keadilan, ia belajar keadilan.
  • Jika anak dibesarkan dengan kebaikan dan pertimbangan, mereka belajar menghormati.
  • Jika anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan pada mereka tentang mereka.
  • Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, mereka belajar dunia adalah tempat yang bagus di mana untuk hidup.

Bila merujuk pada teori-teori di atas maka orang tua harus mendidik dan mengasuh anak dengan cara yang sesuai agar anak dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang ia miliki. Pada usia-usia awal orang tua perlu mengembangkan rasa percaya anak baik pada dirinya maupun pada orang lain terutama orang tua. Bila anak mengalami suatu keadaan yang mengganggu keadaan dirinya baik fisik maupun mental maka ia juga akan mengalami dampak yang buruk pada mental atau psikisnya yang akan mempengaruhi dalam menjalani kehidupannya selanjutnya. 

Begitu juga dalam Islam dimana kita bisa mengambil contoh suri tauladan yang pernah di contohkan Baginda Rasulullah Saw disaat beliau mencintai anak kecil :


Rasulullah SAW senang bermain-main (menghibur) anak-anak dan kadang-kadang memangku mereka. Contoh: Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).” Merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
Rasulullah SAW sangat lembut pada anak yang mengganggu sholatnya. Contoh: Rasulullah pernah lama sekali sujud dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Rasulullah SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku ditunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesa sampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma
Rasulullah SAW sangat berempati pada anak kecil yang menangis. Contoh: Ketika Nabi Muhammad SAW melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah Fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.”


    Seperti itulah kecintaan baginda Rasulullah ketika menyayangi anak kecil, alangkah mulia nya perilaku Beliau. Mungkin ini bisa dijadikan contoh bagaimana kita semua bisa lebih menyayangi seorang anak kecil, terlebih bagi anda yang sudah mempunyai buah hati. 

    Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa betapa pentingnya menjaga kehangatan hubungan dalam keluarga dengan kasih sayang. Pendidikan, penanaman nilai-nilai akhlak mulia, pengasuhan terhadap anak harus dilandaskan pada kasih sayang agar anak lebih dapat menerima semuanya dengan baik. Sayang bukan berarti menuruti segala kemauan dan kebutuhan anak namun sayang dapat ditunjukan dengan memberikan apa yang anak butuhkan dan meluruskan kesalahan anak dengan cara yang baik. Anak merupakan masa depan kita yang harus kita jaga dengan baik. Bila kita “menghancurkan” anak kita maka kita telah menghancurkan masa depan kita sendiri.



    Ref : http://coolaugust.blogspot.com/2011/10/cara-nabi-muhammad-saw-menyayangi-anak.html
    http://9lory.blogspot.com/2012/08/kekerasan-fisik-pada-anak-usia-dini.html

    Semoga bermanfaat ya  ..?



    No comments:

    Post a Comment